TELAH HADIR MAJALAH DAN DRAMA ONLINE (2018) UNTUK ANDA PARA PENGGEMARNYA, TERUS BERGABUNG DAN SHARE KEPADA TEMEN ANDA UNTUK TERUS MEMBACA MAJALAH DEWASA EDISI TERBARU HANYA DISINI. ^_^
Tuesday, October 9, 2018


Prabowo Pasrah Survei Jokowi Kian Melanjak Paska Ratna Di Terapkan Menjadi Tersangka

Gosip Indonesia - Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono curiga terhadap lembaga survei yang memenangkan elektabilitas Capres petahana Jokowi-Ma'ruf Amin makin tinggi. Dia melihat, lembaga survei tersebut pesanan. Apalagi sejak diundang ke Istana pada bulan Mei lalu dan bertemu Jokowi. Lima lembaga survei yang menyatakan elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin selalu leading patut dicurigai. Pertama, kelima lembaga survei opini tersebut sebelumnya di bulan Mei 2018 di undang ke Istana. Artinya ada pesan-pesan khusus alias pesanan survei serta tidak independent.

 https://www.gosipindonesia.tk/2018/10/prabowo-pasrah-survei-jokowi-kian-melanjak-paska-ratna-di-terapkan-menjadi-tersangka.html

Sindiran Arief ini terkait dengan berkumpulnya sejumlah bos lembaga survei di Istana pada 31 Mei lalu. Namun Jokowi tak hanya kumpulkan lembaga survei, tapi juga pengamat politik dan pegiat pemilu. Tingginya elektabilitas survei Jokowi-Ma'ruf tersebut tidak akan mampu menahan tingginya kurs USD terhadap rupiah. Menurutnya, yang jadi ukuran di negara demokrasi adalah kinerja ekonomi pemerintah yang selaras dengan tingkat elektabilitas petahana yang akan maju lagi sebagai Presiden.

Namun, hasil survei tersebut tidak simetris dengan kepercayaan dari pelaku pasar Internasional dan lokal terhadap kinerja ekonomi Jokowi. Buktinya, kata Arief, para pemegang obligasi atau surat utang Indonesia mulai melepas besar besaran obligasi dan surat utang Indonesia. Terjadi capital flight besar besaran, serta ketidak percayaan para ekportir serta perusahaan penghasil US dolar untuk menahan dolar di dalam negeri. Nah semua ini yang akhirnya membuat dolar tembus hingga Rp 15 ribu lebih dan menuju 16 ribu. Kemudian, polling-polling media online juga tidak ada yang menghasilkan bahwa elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin lebih tinggi dari Prabowo-Sandi. Hasil survei survei Jokowi-Ma'ruf juga sangat berbeda jauh dengan SBY-Boediono pada saat krisis ekonomi global 2008 hingga pasar saham Indonesia di suspend. Pada tahun krisis yang mendekati Pilpres 2009 itu nilai kurs dolar juga beranjak turun.

Sejumlah lembaga survei telah merilis hasil survei terbarunya terhadap Capres Jokowi dan Capres Prabowo Subianto. LSI Denny JA menyebutkan, Jokowi-Ma'ruf dipilih oleh 52,2 persen responden. Sementara elektabilitas Prabowo-Sandiaga 29,5 Persen. Adapun responden yang tidak menjawab mencapai 18,3 persen. Survei dilakukan, 12-19 Agustus 2018. Kemudian, Indikator Politik menyebutkan, Jokowi-Ma'ruf Amin mendapatkan 57,7 persen dan Prabowo-Sandiaga Uno 32,3 persen. Survei dilakukan pada 1-6 September 2018 lalu.